Rabu, 16 Maret 2011

Beasiswa di kampus-kampus


Semangat muda dengan jiwa yang kaya adalah awal untuk masa depan negara yang besar. Semangat muda yang “memiskinkan” diri juga merupakan awal, namun awal kehancuran negara.
Kesempatan setahun sekali dan hanya ada 2 penawaran beasiswa, satu kesempatan untuk meraihnya. Pilih BBM atau PPA, beasiswa yang tidak asing ditelinga mahasiswa. Maksud baik pemerintah apakah akan diterima dengan bijaksana oleh mahasiswa??
Banyak berdengung di kanan maupun di kiri telingaku “besok kalo aku dapet beasiswa kita makan-makan deh” “aku besok mau beli handphone baru” “aku pengen punya baju baru”. Mulut-mulut busuk dan pikiran-pikiran kotor mahasiswa. Uang bantuan yang seharusnya sangat diharapkan oleh orang-orang yang membutuhkan dibuat foya-foya. Mahasiswa tak berpendidikan moral atau bagaimana. Dan ternyata hal ini tidak terjadi di 1 atau 2 kampus dan ini diyakini jika hal terjadi di setiap kampus yang mendapatkan jatah bantuan dari pemerintah.
Memang benar jika salah satu syarat dari pengajuan beasiswa ini adalah surat keterangan tidak mampu dari desa tempat tinggal. Namun sangat tidak ada kualitasnya ketika perangkat desa hanya memberi dan tidak memikirkan bagaimana keadaan sebenarnya. Alih-alih membantu warganya tapi tidak sesuai seharusnya. Hal ini dapat dibuktikan ketika banyak kalangan mahasiswa yang sebenarnya mampu namun bisa dengan mudah mendapatkan surat keterangan tidak mampu.
Sangat disesalkan ketika dalam penyeleksian mahasiswa yang seharusnya berhak mendapatkan beasiswa malah tidak mendapat dan mahasiswa yang diaktakan mampu dalam finansial mendapatkannya.
Dalam tujuan dasarnya beasiswa PPA merupakan beasiswa untuk mahasiswa berprestasi. Dan inilah yang membuat banyak mahasiswa memperebutkannya, namun ketika menggarisbawahi bahwa jumlah beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu (BBM) itu kurang dalam hal kuota kenapa tidak jika beasiswa berprestasi tersebut dialihkan ke dalam bantuan mahasiswa kurang mampu.
Pernah ditanyakan bahwa “kemana larinya anggaran jika jatah untuk beasiswa berlebih??” inilah yang belum bisa diketahu ataupun belum ada informasi khusus. Dikembalikan kepada pemerintah, disimpan oleh universitas untuk ditambahkan di tahun mendatang, tau bahkan digunakan untuk hal lainnya. Masih belum dapat diterawang memang.
Tidak dapat dikatakan ini semua tanggung jawab kampus untuk mengaturnya, untuk mengatur kepada siapakah seluh anggaran itu diberikan. Tak ada janji jika arah beasiswa akan diterima semuanya pada tempat yang tepat. Kampus hanya mampu sebisanya dan sebijaksana mungkin mengaturnya. Mungkin perlu ditinjau ulang untuk bagaimana meminimalisir kesalahan dalam pemberian beasiswa. Perlu adanya strategi baru untuk mendatkan target-target yang semestinya memang benar sasarannya.
Buat para mahasiswa jadilah seorang yang peduli pada negara, hal sekecil apapun akan berdampak pada negaramu. Dan ketahuilah jika nantinya kamu-kamulah yang akan menopang negara ini.
Salam damai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar